Review Jujur Motor Listrik Gesit G1: Apakah Masih Worth It di 2024?
Kali ini gue mau cerita pengalaman gue selama 3 tahun pakai motor listrik Gesit G1. Mungkin kalian yang lagi kepo soal motor listrik lokal ini udah sering dengar berbagai review, baik positif maupun negatif.
Nah, di sini gue akan kasih review lengkap molis Gesit G1 ini dari sudut pandang gue sebagai pengguna setia.
Pertama kali gue tertarik sama Gesit G1, jujur aja, karena desainnya yang futuristik dan tentunya karena teknologi listriknya. Gak bisa dipungkiri, dunia otomotif lagi menuju ke arah yang lebih hijau, dan motor listrik kayak Gesit G1 ini jadi salah satu pionir di Indonesia.
Tapi ya, sebagus apapun desain dan teknologi, pasti ada dong plus-minusnya. So, stay tuned ya!
Desain dan Spesifikasi: Futuristik dan Fungsional?
Kalau ngomongin soal desain, Gesit G1 ini emang eye-catching. Dengan dimensi 1.910 mm x 695 mm x 1.110 mm, motor ini punya proporsi yang compact tapi tetap nyaman dipakai.
Gue suka banget sama lekukan bodinya yang tajam dan lampu LED-nya yang bikin motor ini kelihatan modern, terutama pas dipakai malam hari.
Speedometer digital yang ditawarin juga nambah kesan canggih, dan yang paling gue apresiasi adalah mode berkendara yang bisa disesuaikan, mulai dari Eco, Urban, sampai Sport.
Gesit G1 dilengkapi dengan mesin Permanent Magnet Synchronous - BLDC Motor yang menghasilkan tenaga 6.7 HP dan torsi 30 N.m. Pas pertama kali gue coba, motor ini punya akselerasi yang lumayan responsif.
Torsinya cukup untuk tarikan awal yang kencang, tapi jangan harap ini motor punya top speed yang bikin adrenalin meluap ya, karena toh ini motor lebih dirancang buat keperluan urban riding.
Satu hal yang perlu dicatat, motor ini pakai transmisi pulley belt, yang menurut gue cukup oke untuk daya tahan dan minim perawatan.
Suspensinya juga enak, depan pakai telescopic dan belakang swing arm with mono shock, cukup empuk lah buat melibas jalanan Jakarta yang gak rata.
Performa Baterai: Antara Harapan dan Kenyataan
Nah, ini dia bagian yang paling sering bikin orang ragu-ragu buat pindah ke motor listrik: baterai. Gesit G1 dibekali dengan baterai 72 V 20 Ah yang bisa menempuh jarak sekitar 50 km dengan satu baterai.
Di atas kertas, ini udah cukup buat pemakaian harian di dalam kota. Tapi, dari pengalaman gue, jarak tempuh ini bisa berkurang tergantung dari gaya berkendara kamu dan kondisi jalan.
Kalau sering pakai mode Sport atau sering ngebut, ya siap-siap jarak tempuhnya bakal berkurang drastis.
Baterai ini bisa diisi ulang di rumah dengan daya standar, dan salah satu keunggulan motor listrik adalah biaya isi ulang yang murah banget dibanding beli bensin.
Buat isi daya full, biasanya gue butuh waktu sekitar 6-8 jam. Jadi, kalau kamu tipe orang yang suka pakai motor seharian tanpa henti, mungkin kamu bakal perlu pertimbangkan cara ngatur waktu charging yang pas.
Pengalaman Pemakaian: Antara Cinta dan Frustrasi
Setelah 3 tahun pakai, gue bisa bilang kalau Gesit G1 ini punya sejumlah kelebihan yang bikin gue betah, tapi juga beberapa kekurangan yang kadang bikin gue garuk-garuk kepala.
Di sisi positif, motor ini ramah lingkungan, hemat banget buat isi daya, dan yang paling penting, tampilan yang keren. Di jalan, orang-orang sering liatin motor gue dan tanya-tanya soal motor listrik, which is cool.
Tapi di balik itu, ada beberapa masalah yang gue temuin. Pertama, soal kunci kontak dan tombol. Selama 3 tahun pemakaian, gue udah dua kali ngalamin masalah di bagian ini.
Kadang, motor gak mau nyala walaupun baterai penuh, yang bikin gue harus bawa ke bengkel. Bicara soal bengkel, ini juga jadi PR buat Gesit, karena lokasi bengkel resmi masih terbatas dan spare part-nya juga belum seberapa banyak di pasaran.
Terus, soal kualitas build-nya, gue rasa masih ada ruang buat perbaikan. Beberapa bagian plastik bodinya mulai terasa longgar setelah setahun pemakaian, terutama di area yang sering kena benturan ringan.
Gue juga ngerasa bagasi motor ini terlalu kecil buat bawa barang, padahal motor ini seharusnya lebih praktis untuk kebutuhan sehari-hari.
Setelah 3 tahun bersama Gesit G1, gue bisa bilang motor ini worth it buat kamu yang ingin nyobain motor listrik pertama di Indonesia. Terutama kalau kamu peduli sama lingkungan dan mau hemat biaya operasional.
Tapi, kamu juga harus siap dengan beberapa kompromi, terutama soal jarak tempuh baterai yang terbatas dan kualitas build yang masih perlu ditingkatin.
Saran gue, kalau kamu sering jalan jauh atau gak mau ribet soal perawatan dan lokasi bengkel, mungkin kamu perlu pikir dua kali. Tapi kalau kamu butuh motor yang stylish, eco-friendly, dan buat jalan-jalan di kota aja, Gesit G1 bisa jadi pilihan yang tepat.
Dan semoga di masa depan, motor ini bisa terus berkembang dan ngasih lebih banyak value buat para penggunanya.
So, Apakah Molis Ini Masih Worth It di 2024?
Di tahun 2024, Gesit G1 masih menjadi molis pilihan yang layak dipertimbangkan, namun perlu evaluasi lebih dalam dibandingkan dengan kompetitornya.
Dengan harga sekitar Rp 28,7 juta, Gesit G1 menghadapi persaingan ketat dari beberapa motor listrik lain dalam kisaran harga yang sama.
Beberapa kompetitor yang layak diperhatikan adalah Charged Anoa dengan harga sekitar Rp 25,88 juta dan Selis E-Max yang menawarkan harga mulai dari Rp 15,5 juta hingga Rp 28 juta, tergantung varian baterai yang dipilih.
Motor-motor ini menawarkan fitur yang serupa dengan Gesit G1 namun dengan harga yang lebih kompetitif. Selain itu, Charged Rimau juga hadir di rentang harga yang hampir sama, sekitar Rp 26,88 juta, dengan desain modern dan fitur yang cukup menarik.
Tapi Gesit G1 tetap memiliki kelebihan pada sisi tenaga motor yang cukup besar, yaitu 6,7 HP dan torsi 30 N.m, yang mungkin memberikan performa lebih baik di jalanan dibanding beberapa kompetitornya seperti Selis E-Max atau Charged Anoa yang memiliki tenaga dan torsi lebih rendah.
So overall, Gesit G1 bisa menjadi pilihan yang tepat jika kamu mencari motor listrik dengan tenaga lebih besar dan fitur modern.
Namun jika faktor harga dan ketersediaan suku cadang serta servis menjadi prioritas kamu, mempertimbangkan alternatif lain seperti Charged Anoa atau Selis E-Max bisa jadi langkah yang lebih bijak.
So, guys, itu dia review gue soal Gesit G1. Semoga bermanfaat buat kamu yang lagi mempertimbangkan untuk meminang motor listrik ini.
Posting Komentar untuk "Review Jujur Motor Listrik Gesit G1: Apakah Masih Worth It di 2024?"